RSS

Terima Kasih Telah Mengajarkan Semangat

02 Feb
Depok mendung. Angin badai. Dalam hitungan menit, hujan angin pun menyerbu. Beberapa rumah memilih menutup pintu dan jendela rapat-rapat. Para pedagang di pinggir jalan merapikan dagangannya. Pengendara motor memilih minggir takut terkena tumbangan pohon. Kecuali satu yang aku lihat tidak berubah dari biasanya, yaitu adik-adik itu. adik-adik yang berkokoh rapih dan berpeci, bergamis dan berjilbab, berlari semangat menuju rumah Nenek Timah dengan menggunakan payung melawan semangatnya hujan. Di rumah Nenek Timah inilah,  sudah bertahun-tahun lamanya setiap ba’da Ashar selalu banyak anak-anak yang berdatangan untuk mengaji. Sudah beberapa bulan terakhir ini, sejak break shooting, aku membantu Nenek Timah untuk mengajar adik-adik ini mengaji.

“ Mbak Oki.. hujannya semangat bangeet..” teriak mereka di pintu pagar.

Aku langsung membantu mereka masuk ke rumah Nenek Timah. Baju mereka sebagian basah terkena hujan angin yang datang mendadak. Suara adzan ashar tadi pun kalah oleh derasnya hujan.

Ya, setiap sore, adik-adik itu mengaji. Tak pernah ada yang bolos, setiap hari semangatnya selalu baru. Satu hal yang selalu aku perhatikan, adalah kerapihan berbusana mereka. Meski memang tidak selalu baju baru, namun baju kokoh bagi anak laki-laki, dan jilbab bagi anak perempuan, tak pernah ketinggalan. Jika mereka sholat berjama’ah dengan jemaah di masjid (rumah Nenek Timah bersebelahan dengan masjid, sehingga adik-adik ini harus sholat di masjid terlebih dahulu, baru mengaji), terkadang kontras sekali. Orang-orang dewasa di sebelahnya malah mengenakan baju yang sekenanya untuk menghadap Allah. Sementara adik-adik nampak begitu rapi.

Setelah sholat berjama’ah rutinitas mengaji pun dimulai. Ada yang masih iqra, ada yang sudah membaca al-Qur’an. Sebagai pengajar baru, tentu aku mempelajari pola pengajaran di TPA(Taman Pendidikan Al Qur’an) ini.

Dengan jumlah murid yang sedemikian banyak, Nenek Timah tidak bisa optimal mengajar anak-anak. Walhasil hanya kuantitas yang dicapai, anak-anak sudah jauh mengajinya namun masih terbata-bata, hal tersebutlah yang membuat aku prihatin. Maka atas izin Nenek Timah, kami berbagi tugas, aku mengajar anak-anak yang al-Qur’an dan membacakan siroh (kisah hidup) Nabawi & para sahabat sedangkan Nenek Timah mengajar anak-anak Iqra’dan surat-surat serta hadits-hadits yang harus mereka hafalkan.

Mengajar anak-anak Al-Qur’an yang sudah beranjak besar pun tidak mudah, karena ternyata mereka pun belum lancar memahami dasarnya, banyak bagian di iqra yang harus dipelajari lagi. Hal tersebut membuat aku cukup letih untuk menuntunnya, yang kemudian aku mengatakan kepada mereka,

 “Kalau tidak lancar, besok-besok lima baris saja ya bacanya..biar sedikit, yang penting lancar. Setuju?”mereka mengangguk, meski sambil memanyunkan bibir.

Satu ‘ain ya Mbak Oki..”

Kemarin kan Mbak Oki sudah bilang, kalau tidak lancar lima baris dulu

” Satu ‘ain Mbak.. aku sudah belajar kok di rumah..”

Iya Mba…satu ‘ain.. gapapa.. panjang juga..lama juga ga papa kok..” ujar yang lain mengikuti, aku pun tak bisa mengelak dan setuju.

Sekali lagi, mengajar ngaji yang belum lancar, panjang pula, bukanlah hal yang mudah. Aku  berkali-kali menarik nafas, rasanya pingin menyudahi dan dlanjutkan besok lagi. Namun adik-adik di hadapanku ini, terasa tak pernah lelah, terbata, dengan suara lantang, percaya diri, padahal bacanya masih ‘belepotan’.

“Mmm.. kurang dengung”. “bacanya panjang dong”. “ini kan ada tasydid” “masa lupa ini huruf apa” dst. Semua kritikan aku terus sampaikan selama mereka mengaji, menurutku ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Namun adik-adik itu tetap semangat, tidak kesal atau marah, apalagi kapok. Hal inilah yang akhirnya ‘menyentil’ kesabaranku. Mereka saja, yang terbata bahkan ‘ngos-ngos’an, sangat sabar bahkan terus semangat mempelajari ayat Allah, mengapa aku yang sudah mahir malah tidak sabaran? Astaghfirullah.. Astaghfirullah.. aku terus beristighfar dalam hati, sambil memandang wajah semangat di hadapanku yang sedang khusyu’ membaca al-Qur’an.

Ipeh, siswi kelas 3, adalah murid yang terakhir mengaji sore itu, ia juga murid yang paling terbata bacaanya. Selesai membaca sampai satu ‘ain ia nampak ‘ngos-ngosan’, rambut-rambut poni keluar dari jilbabnya, namun ia tersenyum bangga. Dengan senangnya ia berkata ,

“Mba,, besok satu ‘ain lagi ya..” katanya sambil membetulkan posisi jilbab.

 “aku janji deh nanti belajar dulu di rumah..” mukanya memohon.

hmm.. oke! Bacaannya harus dilancarin lagi ya?” mendengar jawabanku ipeh pun bersorak. Adik-adik yang lain juga ikut bersorak.

 “Pokoknya satu ‘ain ya ka…” teriak mereka sebelum pulang.

Duh Rabbi, adik-adik ini sudah memiliki target mengaji setiap hari. Meski hanya satu ‘ain, meski bacaanya sangat terbata. Terima kasih atas semangat yang kalian tularkan,, semoga Allah menyinari setiap langkah kita dengan cahaya al-Qur’an.

Depok, sore itu hujannya semangat. Namun tetap kalah dengan semangat murid-muridku. 🙂

By: OSD-2011-

 
13 Comments

Posted by on February 2, 2012 in Inspiration, Motivation

 

13 responses to “Terima Kasih Telah Mengajarkan Semangat

  1. Endah

    February 3, 2012 at 1:37 pm

    Subhanallah, meskipun anak-anak itu msih sangat terbata-bata dalam membaca Ayat-ayat suci Al-Qur’an tapi mereka slalu brsemangat. Tpi mngapa kita yg Insya Allah dapat mmbaca dgn bnar, tdak memiliki semangat yg luar biasa seperti mereka.
    :: Sangat Bermanfaat..

     
  2. wawa78s

    February 4, 2012 at 1:01 pm

    salam oki.. masyaAllah!! hebat tulisanya. moga terus succes dalam kehidupan, itulah jihad dan sumbangan anda kepada masyarakat, moga maulidurrasul ini memberi inspirasi dan semangat untuk terus berjihat didalam penulisan dan dakwah, kami sentiasa mendoakan yang terbaik. salam dari malaysia.

     
  3. Yasir Rabbani Attamimy

    February 4, 2012 at 6:55 pm

    Assalamualaikum wr.wb,
    Perkenalkan ka Oki, nama saya Yasir Rabbani Attamimy. sy merupakan mahasiswa baru UIN Maliki Malang. saya jurusan teknik informatika.
    Subhanallah pengalaman ka Oki begitu bnyaknya, Insya Allah sy juga pengen seperti ka Oki yang memiliki pengalaman yang begitu banyaknya…salah satunya ialah Pengalaman Menulis. Alhamdulillah berkat buku pertamanya ka Oki ”Melukis Pelangi”, saya mulai semangat untuk memulai menulis artikel demi artikel tentang diri saya sendiri di http://www.coretanyasir.blogspot.com.
    Saya berharap Ka Oki bisa membaca dan me-reply comment saya ini…karena saya udah sering comment di FBnya ka Oki akan tetapi tidak ada balasan sama sekali dari ka Oki.

    Sungguh merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya jika suatu saat nanti bisa bertemu langsung dengan ka Oki.
    Karena itu merupakan salah satu Mimpi yang saya tulis di buku Mimpi saya ka.

    #ku berharap ada balasan dari ka Oki 😦

     
  4. theghozz

    February 7, 2012 at 3:22 pm

    wah, mantap tuh mb oki…. jadi ingat waktu ngajar TPA di Mesjid dekat Kost-an semasa kuliah dl…. anak2nya juga persis seperti yang diceritain…. Tetap Semangat Ya!!!

     
  5. Muhammad Akbar Azlan

    February 7, 2012 at 5:59 pm

    Ayo…Lebih semangat….Lebih Gigih….Lebih Rajin….Insyaallah….Hasilnya Lebih dari Kita Jangkakan…Amin ya rob….

     
  6. Risky MW

    February 8, 2012 at 1:14 pm

    Assalamu’alaikum, kakak.
    terima kasih untuk postingannya. semangat slalu. salam kenal kak.
    \(^______________^)/

     
  7. Riapurwanti Jamin (@RiaJamin)

    February 9, 2012 at 10:24 am

    kak oki..saya terharu baca kisah ini. Karena sebelumnya saya juga seperti ketika kecil 🙂

    seneng sama cerita-ceritamu, kak…

     
  8. Riapurwanti Jamin (@RiaJamin)

    February 9, 2012 at 10:26 am

    kak oki..saya terharu baca kisah ini. Karena sebelumnya saya juga seperti itu ketika kecil 🙂

    seneng sama cerita-ceritamu, kak…

     
  9. Rachma Ithu Sosd

    February 12, 2012 at 7:02 am

    subhanallah…
    bgs bgt…
    menginspirasi 🙂

     
  10. rachma

    February 13, 2012 at 1:32 am

    wah….
    mengharukan…

     
  11. Selimutsura

    February 16, 2012 at 5:01 am

    Bila kita suka, cinta dan semangat krn Allah utk buat, Allah akan suka, cinta pada kita kerna berbuat..insyaAllah

     
  12. warnie amalia (@nie_Amalia)

    February 18, 2012 at 10:14 am

    Subhanallah Mba’ jarang sekali ada orang yg mau menyempatkan diri untuk berbagi ilmu agama. cerita ini mengingatkan saya 10 tahun yang lalu, ketika sya belajar mengaji mengenal huruf demi huruf dengan sabar si Ustatd membimbing sya agar bacaannya bener. saking semangatnya sya dan teman-teman tidak perduli dengan hujan dan kegelapan malam untuk bisa hadir dimasjid. si Ustatd berhasil membimbing sya dalam mengenal keagungan Allah lewat kalam ilahi yang saya baca dan hayati.

     
  13. san

    February 20, 2012 at 4:06 am

    Salam Ki, saya pengagum dari jauh.

    wassalam

     

Leave a reply to warnie amalia (@nie_Amalia) Cancel reply