RSS

Ayo Masak!

21 Jan

Wahai kaum wanita Seandainya kamu mengerti kewajiban terhadap suamimu, tentu seorang isteri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya.” (Fatimah Az-zahra R.A)

                                                                                                                *

 Siapa bilang menjadi seorang pengantin baru itu mudah? Lewat cerita temanku, aku menjadi tahu bagaimana pontang pantingnya dia menjalani rumah tangga yang baru berumur beberapa hari itu.

Disa, panggil saja begitu. Saat ini masih kuliah dan hebatnya juga telah menikah. Aku selalu saja kagum dengan mereka yang berani dan mampu menjalankan tanggungjawab dalam waktu yang bersamaan. Tentulah harus-harus pandai mengatur waktu, agar bisa menjadi mahasiswa sekaligus istri yang baik.

Masalah temanku yang satu ini, bukan karena ia repot mengatur waktu saat ia belajar ataupun melayani suami. Namun permasalahan yang sangat membuatnya ketakutan adalah bahwa ia tidak bisa memasak!

“Ini masakan pertamaku, Ki…” ujarnya sambil menyodorkan semangkuk kangkung dan semangkuk tempe orek. “Suamiku sampai nambah lho dengan lauk ini” ucapnya bangga. Hari itu aku menyengajakan bersilaturahim ke kontrakan kecilnya. Sangat nyaman menurutku. Tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil. Ada 1 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi.  Satu kipas angin yang terletak di sudut ruang tamu, cukup membuat ruangan ini terasa sejuk. Tak ada perabotan yang kulihat. Tak ada kursi dan meja, tak ada kulkas, tak juga ada lemari untuk meletakkan baju. Maklum saja, mereka baru beberapa hari menempati kontrakan ini.

Selanjutnya aku pun mendengarkan bagaimana perjuangannya untuk menghasilkan masakan yang tersaji di depanku ini.

Aku baru tau… kalau sayur yang bentuknya kayak cambuk itu namanya serai, Ki…” ucapnya sambil meringis.  Aku terkekeh.

“Kemarin aku diledek habis-habisan sama suamiku karena aku bilang aku mau nanem pohon sayur asem. Rupanya itu namanya daun melinjo…soalnya kalau masak tumis kangnkung kan namanya sayur kangkung. Jadi aku pikir kalau sayur asem nama sayurnya pohon sayur asem. Malu ya Allah….!” Ucapnya setengah menjerit.

Disa mencurahkan penyesalannya padaku kenapa tak dari dulu ia belajar memasak. Ia sering panik kalau kalau sudah tiba jam makan suaminya.

Awal-awal sih, bisa beli di warteg. Tapi nggak mungkin selamanya beli, kan Ki… suami pasti mau makan masakan istrinya. Mertua juga pasti ingin menantu yang pandai mengurus anaknya, salah satunya dalam hal memasak. “

 Aku mengangguk-angguk, membenarkan ucapan Disa.

“Sebelum suami berangkat kerja aku menyiapkan sarapan, suami pulang,  kalau sudah tersedia makan malam di meja kan enak. Perutnya kenyang perasaannya insyaAllah senang. Kasihan suamiku bekerja seharian. Jadi memang aku harus belajar masak.” Kembali aku mengangguk-angguk.

Bayangkan, aku udah kayak ibu-ibu banget deh. Setelah solat subuh langsung ngiris-ngiris bawang di dapur, sambil bawa laptop! Nyontek resep makanan di internet! Rajin bangeeettt… padahal sebelum nikah, habis sholat subuh tiduurrrr… boro-boro berisik di dapur kaya begini

Disa beranjak ke dapur dan mengambil sepiring nasi untukku. Aku memandangi hasil masakannya itu. Kelihatannya enak. Wanginya mengusik hidungku membuaku tak sabar untuk memakan hasil masakan perdananya itu.

Sambil meletakkan sayur kangkung dan tempe orek ke piringku, Disa melanjutkan ceritanya. “Pagi-pagi aku udah ke pasar, Ki” ia menyodorkan piring padaku dan langsung saja kulahap dengan cepat. Enak juga.

Aku nggak tau nama-nama sayur mayur itu! Aku ke pasar bawa resep dan langsung kusodorkan sama penjualnya. Sampai di kontrakkan aku eksperimen sendiri. Pertama aku tumis-tumis aja dulu. Keren deh pokoknya gayanya Ki. Udah kayak koki-koki di tv. Waktu mau masukin kangkungnya, aku lupa kangkungnya belum di potong!!! Terpaksa numisnya bersambung. Mana ada numis itu bersambuuung…” ia masih saja bercerita dengan penuh semangat.

Nggak apa-apa… yang penting hasil akhirnya enaaaak” ucapku yang masih sibuk melahap sepiring nasi dan lauk pauknya ini. Disa terus mengamatiku hingga suapan terakhirku.

Enak?” tanyanya dengan wajah yang terlihat ragu

Enak! Beneran deh”. Jawabku jujur. Disa menarik nafas lega.

Tadi pagi suamiku juga bilang enak. Bahagia sekali rasanya. Besok aku mau eksperimen dengan makanan yang lain” Matanya menerawang, senyum-senyum sendiri.

Memasak adalah keahlian penting yang harus dimiliki seorang wanita. Mumpung belum nikah, BELAJAR MASAAAAAK!!!!” Ucapnya nyaring.

Oh iya, ada satu rahasia Ki. Aku nggak punye ulekan. Jadi serai dan lengkuasnya aku keprek-keprek pakai gembok pager. Nggak apa-apa ya Ki, yang penting rasanya enak kan… psst.. jangan bilang-bialng suamiku ya…

Seketika saja perutku terasa mual***

By: OSD-2011-

 
11 Comments

Posted by on January 21, 2012 in Inspiration, Motivation

 

11 responses to “Ayo Masak!

  1. Nanda Arsynda

    February 2, 2012 at 4:12 pm

    “Oh iya, ada satu rahasia Ki. Aku nggak punye ulekan. Jadi serai dan lengkuasnya aku keprek-keprek pakai gembok pager.”
    walah…

    hehe lucu mbak temen nya mbak 🙂

     
  2. ghita hansin tarakanita

    February 4, 2012 at 2:14 pm

    Hehehehe,
    *bacanya sambil ngakak 😀

     
  3. Sitti Rahmah

    February 7, 2012 at 4:50 pm

    Ayuuuuukkkk.. Kemungkinan BESAR nikah muda nih k.. Doain yah k 🙂

     
  4. Muhammad Akbar Azlan

    February 7, 2012 at 6:04 pm

    Memasak adalah kewajipan Isteri Buat Suami dan anak2nya..Sesungguhnya, isteri yang taat kepada suaminya akan tertutuplah semua pintu-
    pintu neraka dan terbukalah pintu-pintu syurga…..:)

     
  5. feti

    February 11, 2012 at 8:10 am

    jadi inget pengalamanku dulu. Baca ini jadi senyum senyum sendiri, selain ceritanya lucu jg mengingatkan ku pada awal pernikahan dulu. walopun masakanku tak seenak masakan ibu mertua, tapi alhamdulillah suami makan dengan lahapnya.

     
  6. aurel

    February 11, 2012 at 11:10 am

    masyaallah, luar biasa nie cerita,,,
    hadooohhhhh,,
    kek’a mulai sekarang aq jg msti belajar masak nie,,

     
  7. ulhy

    February 12, 2012 at 6:55 am

    heheh..jd senyum2 sendiri mambaca tulisannnya mba..bukan masalah masaknya,tp kondisi kontrakannya..persis banget ma kontrakanku sm suami…yah namanya juga baru awal belum beli apa2 maklum ngontrak ntar ngangkut2 barangnya susah kalo mau pindahan.^_^
    soal masak..betul banget tuh…setiap wanita kudu wajib bisa masak.suami biasanya bangga dengan masakan istrinya…ayooo belajar masak!!

     
  8. Afrizal Setiono Tumanggor

    February 12, 2012 at 8:06 am

    wkwkwkwk

    senyum gak jelas awag bacanya………

     
  9. sabrina112

    February 18, 2012 at 4:38 pm

    xixixixi, lucu tp bnr2 bermanfat bgt…. 🙂

     
  10. Nidaul Hasanah Sahid

    March 30, 2012 at 10:14 am

    pokonya semangat bagi para akhwatifillah apalagi sbg ummahat semua aspek kehidupan dilakonin yaa masak..menmdidik…merawat anak suami even urun rembuk mencari nafkah pun dilakukan… so i’m proud to be a woman coz woman is everything..

     
  11. shuli meira xaviera

    May 11, 2012 at 2:35 pm

    sambil baca teksnya,sambil tertawa sndiri nicchh ane mba’…^_^..
    fun banget yacch pnya fren spti dy mba’…
    spirit juga, klo dy sambil ceritain ttg khdpn barunya itu..

     

Leave a reply to aurel Cancel reply